Langsung ke konten utama

Analisis Potensi Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara 2014-2018

 Artikel ini saya posting di blog saya, walaupun saat membuat artikel ini tidak dapat saya selesaikan namun saya berharap semoga ilmu dan pengetahuan yang tertuang dalam artikel ini dapat bermanfaat untuk kita semua.


ANALISIS EKONOMI DAERAH SULAWESI TENGGARA

I.             Kondisi Kependudukan

Tujuannya adalah untuk memahami perkembangan kondisi penduduk daerah Provinsi Sulawesi Tenggara kurun waktu tahun 2014-2018, berdasarkan jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk dan sebarannya, kondisi penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur. Sumber: Badan Pusat Statistik.

A.   Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk

Kondisi perkembangan jumlah penduduk di Sulawesi Tenggara selama kurun waktu 5 tahun konsisten mengalami peningkatan.

Gambar 1. Perkembangan Jumlah Penduduk di Sulawesi Tenggara, 2014-2018 dalam Jiwa.



Sumber: Badan Pusat Statistik, 2019 (Diolah)

     Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di Sulawesi Tenggara mengalami perkembangan yang meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2014 jumlah penduduk sebanyak 2.448.081 jiwa, mengalami peningkatan pada tahun berikutnya menjadi sebanyak 2.499.540 jiwa hingga tahun 2018 terus meningkat menjadi sebanyak 2.653.654 jiwa. Hal ini disebabkan karena angka kelahiran yang cenderung mengalami kenaikan dibandingkan dengan angka kematian.

     Namun, berbeda halnya dengan laju pertumbuhan penduduk di Sulawesi Tenggara cenderung mengalami penurunan selama kurun waktu lima tahun.

Gambar 2. Laju Pertumbuhan Penduduk di Sulawesi Tenggara, 2014-2018 dalam persen


Sumber: Badan Pusat Statistik, 2019 (Diolah)

     Berdasarkan Gambar 2. dapat diketahui pada tahun 2014 laju pertumbuhan penduduk di Sulawesi Tenggara sebesar 2,14 persen mengalami penurunan di tahun berikutnya menjadi sebesar 2,10 persen. Pada tahun 2016 kembali mengalami penurunan menjadi sebesar 2,06 persen hingga tahun 2018 laju pertumbuhan penduduk menurun menjadi hanya sebesar 1,97 persen. Hal ini membuktikan bahwa strategi pemerintah dalam mengurangi jumlah penduduk dapat dikatakan berhasil.

 

A.   Persebaran Penduduk

                        Penduduk di Sulawesi Tenggara tersebar secara tidak merata pada 17 daerah Kabupaten/Kota.

Tabel 1. Sebaran Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara, 2014-2018 dalam jiwa.

No.

Kabupaten/Kota

2014

2015

2016

2017

2018

1

Buton

96.634

97.670

99.352

100.440

101.618

2

Muna

208.916

211.622

215.442

218.680

221.343

3

Konawe

229.801

233.610

238.067

244.324

249.010

4

Kolaka

235.652

241.555

246.918

251.520

256.827

5

Konawe Selatan

289.815

295.326

299.928

304.214

309.298

6

Bombana

159.718

164.809

170.020

175.497

180.035

7

Wakatobi

94.789

94.985

95.209

95.386

95.737

8

Kolaka Utara

136.883

140.706

142.614

144.681

147.863

9

Buton Utara

58.918

59.779

61.124

62.088

63.070

10

Konawe Utara

57.077

58.401

59.673

60.884

62.403

11

Kolaka Timur

120.092

123.096

125.859

128.154

130.860

12

Konawe Kepulauan

31.183

31.688

32.307

33.212

33.680

13

Muna Barat

76.061

77.084

78.476

79.649

80.619

14

Buton Tengah

88.402

89.289

90.159

91.099

92.165

15

Buton Selatan

76.766

77.547

78.218

79.053

79.979

16

Kota Kendari

335.889

347.496

359.371

370.728

381.628

17

Kota Baubau

151.485

154.877

158.271

162.780

167.519

Sulawesi Tenggara

2.448.081

2.499.540

2.551.008

2.602.389

2.653.654

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2019

                       

Berdasarkan Tabel 1, menunjukkan bahwa daerah Kota Kendari merupakan daerah dengan jumlah penduduk terbesar selama lima tahun terakhir. Jika diperhatikan perkembangan jumlah penduduk di Kota Kendari cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Terlihat pada tahun 2014 jumlah penduduk di Kota Kendari sebanyak 335.889 jiwa mengalami peningkatan di tahun berikutnya menjadi sebesar 347.496 jiwa. Pada tahun 2016 kembali mengalami peningkatan menjadi sebesar 359.371 jiwa penduduk. Hingga tahun 2018 jumlah penduduk di Kota Kendari meningkat menjadi sebesar 381.683.


Sementara daerah yang memiliki jumlah penduduk terkecil adalah Kabupaten Konawe Kepulauan. Hal ini terjadi karena daerah ini merupakan daerah yang baru mengalami pemekaran. Jika dilihat dari perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Konawe Kepulauan juga mengalami perkembangan yang meningkat pada lima tahun terakhir. Hal ini ditunjukkan dari perkembangan pada tahun 2014 jumlah penduduk di Kabupaten Konawe Kepulauan sebesar 31.183 jiwa mengalami peningkatan pada tahun 2015 dan 2016 berturut-turut sebesar 31.688 jiwa di tahun 2015 sedangkan tahun 2016 menjadi sebesar 32.307 jiwa. Pada tahun 2017 hingga tahun 2018 kembali mengalami peningkatan dari sebesar 33.212 jiwa menjadi 33.680 jiwa pada tahun 2018.


Secara keseluruhan pada daerah Kabupaten/Kota cenderung mengalami perkembangan yang meningkat pada setiap tahunnya. Berikut ini adalah diagram perkembangan sebaran jumlah penduduk di Sulawesi Tenggara pada Kabupaten/Kota.

 

 Gambar 3. Sebaran Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara, 2014-2018 dalam persen


Sumber: Badan Pusat Statistik, 2019 (Diolah)

 

A.   Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Tujuannya analisis ini untuk mengetahui kondisi perkembangan jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin di Provinsi Sulawesi Tenggara selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2014-2018.                      

Gambar 4. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Sulawesi Tenggara, 2014-2018 dalam persen

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2019 (Diolah)


Berdasarkan Gambar 4. menunjukkan kecenderungan perkembangan jumlah penduduk menurut kelompok umur selama kurun waktu lima tahun mengalami peningkatan yang konsisten. Terlihat selama tahun 2014-2018 jumlah penduduk menurut kelompok usia didominasi oleh usia 0-4 tahun.


Gambar 5. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Sulawesi Tenggara, 2014-2018 dalam Orang


Sumber: Badan Pusat Statistik, 2019 (Diolah)

                        

Berdasarkan Gambar 5. menunjukkan perkembangan jumlah penduduk menurut jenis kelamin yang cenderung mengalami peningkatan dalam kurun waktu lima tahun. Pada tahun 2018, penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1.334.683 orang. Sedangkan penduduk yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 1.318.971 orang. Hal ini berarti bahwa jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingan penduduk yang berjenis kelamin perempuan. Demikian juga pada tahun-tahun sebelumnya yaitu tahun 2014 sampai dengan tahun 2017 jumlah penduduk laki-laki cenderung lebih dominan dibanding perempuan.

 

I.             Kondisi Perekonomian

A.   Pertumbuhan Ekonomi

            Tujuannya adalah untuk memahami perekonomian daerah berdasarkan tingkat pertumbuhan ekonomi daerah khususnya di Provinsi Sulawesi Tenggara. Sumber data: Badan Pusat Statistik.

Gambar 6. Laju Pertumbuhan Ekonomi di Sulawesi Tenggara, 2014-2018 dalam persen




Sumber: Badan Pusat Statistik, 2019 (Diolah)

A.   Struktur Ekonomi (PDRB Sektoral atas dasar harga berlaku)

                        Tujuannya adalah untuk menganalisis sektor-sektor mana yang paling berkontribusi dalam mendorong perekonomian daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.Analisis ini dilakukan dengan membandingkan distribusi PDRB sektoral Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu tertentu dan PDB tingkat nasional (Indonesia).Sumber data: Badan Statistik Daerah.

1.    Distribusi PDRB Sektor Primer

                        PDRB sektor primer terdiri dari Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, dan Sektor Pertambangan dan Penggalian.

Gambar 7. Distribusi PDRB Sektor Primer di Provinsi Sulawesi Tenggara, 2014-2018 dalam Persen.

Sumber:Badan Pusat Statistik, 2019 (Diolah)

Diagram di atas menunjukkan perbandingan distribusi PDRB atas dasar harga berlaku sektor primer pada Provinsi Sulawesi Tenggara dan Tingkat Nasional.Terlihat bahwa perkembangan kontribusi kedua sektor primer terhadap PDRB Sulawesi Tenggara maupun nasional besarannya tidak jauh berbeda pada setiap tahunnya yaitu tahun 2016-2018. Diantara kedua sektor primer tersebut yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB adalah sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yaitu pada tahun 2016 sebesar 24,31 persen hingga tahun 2018 mengalami sedikit penurunan menjadi hanya sebesar 23,96 persen di Provinsi Sulawesi Tenggara. Sedangkan pada tingkat nasional menyumbang lebih sedikit yaitu hanya sebesar 13,48 persen namun hingga tahun 2018 juga mengalami penurunan menjadi hanya sebesar 12,81 persen.

Adapun sektor Pertambangan dan Penggalian juga mengalami kondisi yang sama bahwa perkembangan distribusi sektor ini terhadap PDRB tidak jauh berbeda pada setiap tahunnya. Pada tahun 2016, distribusi PDRB sektor Pertambangan dan Penggalian di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 19,38 persen lebih besar dibandingkan dengan tingkat nasional hanya sebesar 7,18 persen. Hingga pada tahun 2018 distribusi PDRB sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 20,90 persen di Sulawesi Tenggara sedangkan pada tingkat nasional menjadi sebesar 8,08 persen. Kondisi ini dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan distribusi sektor primer terhadap PDRBdi Sulawesi Tenggara lebih tinggi dibandingkan distribusi sektor primer terhadap PDRB di tingkat nasional.

1.    Distribusi PDRB Sektor Sekurder

Komposisi sektor sekunder terdiri dari 4 sektor yaitu sektor Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas ; sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; dan Sektor Konstruksi.

Gambar 8. Distribusi PDRB Sektor Sekunder di Provinsi Sulawesi Tenggara, 2014-2018 dalam Persen.


Sumber:Badan Pusat Statistik, 2019 (Diolah)

           Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa distribusi tiap sektor sekunder terhadap PDRB di Sulawesi Tenggara maupun nasional mengalami perkembangan yang tidak jauh berbeda pada setiap tahunnya. Dari beberapa sektor sekunder yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB adalah sektor Industri Pengolahan dan Sektor Konstruksi. Pada tahun 2016 sektor Industri Pengolahan di Sulawesi Tenggara sebesar 6,11 persenhingga tahun 2018 hanya sebesar 6,05 persen lebih kecil dibandingkan dengan tingkat nasional sebesar 20,52 persen hingga tahun 2018 sebesar 19,86 persen. Sebaliknya padaperbandingan distribusi sektor Konstruksi di Sulawesi Tenggarapada tahun 2016 sebesar 14,02 persen lebih besar dibandingkan dengan tingkat nasional yang menyumbang hanya sebesar 10,38 persen. Hingga tahun 2018 distribusi PDRB sektor konstruksi hanya sebesar13,44 persen di Sulawesi Tenggara sedangkan tingkat nasional sebesar 10,53 persen.Jadi dapat disimpulkan bahwa distribusi PDRB sektor Industri Pengolahan di Sulawesi Tenggara lebih kecil dibandingkan tingkat nasional sedangkan PDRB sektor Konstruksi di Sulawesi Tenggara lebih besar dibandingkan tingkat nasional.

Adapun distribusi sektor Pengadaan Listrik dan Gas, dan sektor Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang memberikan kontribusi yang kecil terhadap PDRB di Provinsi Sulawesi Tenggara maupun tingkat nasional (Indonesia).

1.    Distribusi PDRB Sektor Tersier

Komposisi sektor tersier terdiri dari 11 sektor yang lebih bergerak ada sektor jasa.Berikut ini adalah perbandingan antara PDRB sektoral di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan tingkat Nasional.

Gambar 9. Distribusi PDRB Sektor Tersier di Provinsi Sulawesi Tenggara, 2014-2018 dalam Persen.



            Sumber:Badan Pusat Statistik, 2019 (Diolah)

Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa dari ke-11 sektor tersier menunjukkan perbandingan yang hampir sama baik Sulawesi Tenggara maupun nasional. Sektor Perdagangan Besar, Eceran, Reparasi Mobil dan Motor memberikan kontribusi terbesar dibandingkan sektor lainnya yang tercatat sebesar 12 - 13 persen baik di Sulawesi Tenggara maupun nasional. Perkembangan yang positif pada sektor perdagangan besar dan eceran memberikan pengaruh dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi.Selain itu, sektor adm. Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial ; dan sektor transportasi dan pergudangan berada pada posisi kedua memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian. Namun, perkembangan sektor perdagangan timbal balik dengan sektor jasa memberikan kontribusi yang rendah bagi perekonomian.Tercatat bahwa jasa pendidikan, jasa keuangan dan asuransi, real estate, jasa perusahaan, jasa kesehatan dan jasa lainnya memberikan kontribusi masing-masing nya hanya di bawah 5 persen dari total kontribusi PDRB Sultra. Demikian juga dengan sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, Informasi dan Komunikasi juga kontribusinya di bawah 5 persen.Sehingga diharapkan dari sektor jasa-jasa baik untuk Sultra dan Nasional sektor ini masih perlu untuk di kembangkan dan tingkatkan sehingga dapat memberikan kontribusi yang besar juga bagi perekonomian dalam negeri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Pesan Inspiratif dari Guru untuk Murid: Menumbuhkan Semangat Belajar dan Karakter Positif

Guru memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk masa depan generasi penerus bangsa. Selain mentransfer ilmu pengetahuan, guru juga memberikan arahan dan motivasi yang sangat berharga. Pesan-pesan yang disampaikan oleh guru tidak hanya berfokus pada materi pelajaran, tetapi juga mencakup pembentukan karakter dan sikap positif dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa pesan inspiratif yang dapat memberikan motivasi dan arahan kepada para murid agar terus berkembang, baik dalam hal akademik maupun dalam hal pribadi. 1. Jangan Pernah Takut Gagal Pesan pertama yang penting adalah mengajarkan murid untuk tidak takut gagal. Gagal bukanlah akhir dari segalanya, tetapi sebuah pelajaran yang dapat membawa kita lebih dekat pada kesuksesan. "Gagal adalah bagian dari proses belajar. Setiap kegagalan mengajarkan kita bagaimana cara untuk lebih baik lagi. Jangan takut gagal, karena dari kegagalan kita bisa menemukan cara yang lebih tepat untuk meraih tujuan." 2. Proses Lebi...

Contoh Dokumen Sumber Internal dan Eksternal Dalam Akuntansi

          Transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan tentunya akan dicatat dan dibuatkan laporan keuangan. Transaksi tersebut pastinya mempunyai bukti fisik berupa sumber internal maupun sumber eksternal. Berikut ini adalah contoh dokumen sumber dalam akuntansi yang terdiri dari sumber internal atau dokumen yang berasal dari internal perusahaan dan sumber eksternal atau dokumen yang berasal dari luar perusahaan. Sehingga, dengan adanya bukti transaksi ini merupakan hal penting untuk membuat catatan dan laporan keuangan suatu perusahaan bisnis. Dokumen Sumber Internal 1. Bukti Kas masuk Bukti kas Masuk adalah tanda bukti bahwa perusahaan sudah menerima uang secara cash ataupun secara tunai. Fungsi bukti kas masuk untuk mencatat dana kas yang masuk ke perusahaan, dana masuk ini diluar dari transaksi yang ada pada program. 2. Bukti Kas Keluar Bukti kas Keluar adalah tanda bukti bahwa perusahaan sudah mengeluarkan uang. Seperti misalnya pembayar...

Kartu Ucapan Guru: Pesan-Pesan Motivasi untuk Siswa

Menerima rapor adalah momen penting bagi setiap siswa, karena itu adalah bukti dari kerja keras mereka selama satu semester. Namun, lebih dari sekadar nilai, yang tak kalah penting adalah apresiasi dan dukungan dari guru yang dapat memotivasi siswa untuk terus berkembang. Pada artikel ini, menyajikan 16 contoh pesan positif dari guru kepada siswa yang memberikan penghargaan atas usaha mereka selama belajar. Pesan-pesan ini tidak hanya memberikan semangat, tetapi juga mengingatkan siswa untuk terus berusaha, menghargai proses, dan percaya pada potensi diri mereka. Yuk, simak contoh pesan-pesan yang menginspirasi dari guru untuk muridnya! : 1 . “Kamu hebat banget! Terima kasih sudah belajar dengan semangat di kelas ini. Jangan lupa terus berusaha dan selalu percaya diri ya. Masa depanmu cerah banget!” 2. “Wah, kerja kerasmu selama ini bikin Ibu/Bapak bangga banget. Terus rajin belajar dan jangan cepat puas ya. Kamu pasti bisa capai mimpi-mimpimu!” 3. “Kamu sudah menunjukkan perkemb...